Mobil Esemka Itu Bukan Mitos, Saudara-saudara, Om Fitra Eri Membuktikannya

Ada banyak misteri di Indonesia menyangkut pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Misalnya, apakah mengantongi batu memang manjur untuk menahan berak, atau kenapa menabrak kucing akan selalu mendatangkan kesialan, atau benarkah Ningsih Tinampi sungguh dapat bercakap-cakap dengan dedemit, dan masih banyak lagi.

 

Di antara pertanyaan-pertanyaan ini, terselip satu pertanyaan lain, yang lantaran begitu misteriusnya hingga nyaris disetarakan dengan mitos. Apakah mobil Esemka benar-benar ada?

 

Bagi saudara-saudara sekalian yang tidak sekilas pintas mengikuti jungkir-balik politik nasional sejak orang Solo bernama Joko Widodo melejit namanya ke pentas nasional, tentu, nama Esemka ini akan segera terasa tidak asing. Iya, Esemka. Mestinya dibaca sebagai 'Es', 'Em', 'Ka'. Huruf-huruf yang dilafalkan lantaran pada dasarnya ia berasal dari singkatan 'S', 'M', 'K'; Sekolah Menengah Kejuruan.

 

Bingung? Saudara-saudara penggemar BTS yang kemarin merecoki akun-akun media sosial Ariana Grande karena kesal kalah di ajang Grammy Award, pastinya memang akan bingung. Pengetahuan mereka tidak sampai ke sana.

 

Mereka hapal luar kepala warna-warna celana dalam favorit Jungkook, atau merek eye linear atau  alas bedak atau pemulas bibir apa yang dipakai Jimin dan Suga, tetapi barangkali memang tidak tahu bahwa Joko Widodo, saat masih menjadi wali kota di Solo, pernah dengan gegap gempita mengumumkan keberhasilan anak-anak SMK jurusan otomotif di Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, merakit mobil.

Anak-anak ini, sebagian kelas 2 sebagian lagi kelas tiga, tak memerlukan jenius setengah gila sebangsa Elon Musk, atau aristokrat ambisius macam Harald von Koenigsegg untuk melakukannya. Cukup Haji Sukiyat, pemilik sebuah bengkel nonpabrikan yang diberi nama sesuai namanya, Kiat.

 

Apakah mereka saat itu benar-benar membuat mobil? Tentu saja tidak. Fisiknya memang menyerupai mobil. Menyerupai SUV. Namun secara umum tidak lebih dari sekadar "makhluk jadi-jadian".

 

Seperti Frankenstein, ia hasil comotan sana-sini. Badan mobil yang sekilas mirip Toyota Prado atau bisa juga Ford Everest (atau bisa jadi kombinasi keduanya), dibentuk dari badan mobil berjenis sedan yang diketok sana-sini. Mesinnya sebagian berasal dari Toyota Kijang.

 

Sama sekali tidak ada maksud Haji Sukiyat untuk menyaingi Hendri Ford atau Enzo Ferrari. Walau mengakui sempat bercita-cita membuka pabrik mobil, tujuan awal Sukiyat hanya membantu anak-anak SMK Trucuk ini berpraktek. Namun Frankenstein rakitan mereka kemudian mendapatkan takdir yang tak disangka-sangka. Mendadak terkenal seantero Indonesia setelah keberadaannya sampai ke telinga Jokowi, yang lantas, setelah menyambangi Bengkel Kiat, langsung memesan dua unit untuk dipakai sebagai kendaraan dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

 

Tak berhenti sampai di situ, Jokowi juga mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memulai kembali proyek mobil nasional. Premisnya, kalau siswa SMK saja bisa, berarti Indonesia pada dasarnya punya kemampuan untuk memproduksi mobil sendiri.

Jokowi kemudian menjalani takdir yang lain pula. Dari Solo dia terbang ke Jakarta, ke kantor Gubernur, lalu menyeberang ke Istana Negara. Seiring itu, Esemka terus melekat padanya. Namun berbeda dibanding di Solo, Esemka dengan Jokowi di Jakarta berubah jadi olok-olok. Esemka disebut proyek angan-angan. Lebih sadis, ada yang menabalkannya sebagai tipu-tipu belaka.

Tidak banyak yang percaya ketika disebut pabrik Esemka sudah berdiri. Lebih banyak yang mencibir lalu melontar ejekan tatkala dikabarkan pabrik ini telah melahirkan mobil-mobil yang siap diluncurkan ke pasaran. Dan apa boleh buat, tawa-tawa pun bersemburan setelah peluncuran yang dijanjikan itu tak kunjung terwujud jadi kenyataan.

Tingkat kepercayaan tidak membaik meski belakangan publik diperkenalkan dengan Esemka Bima 1.2 dan Esemka Bima 1.3. Padahal ada gambar-gambarnya. Ada video-videonya. Ada juga berita-berita tentangnya yang dimuat di berbagai media.

Jadi begitulah. Esemka, pendek kata, dianggap tidak ada. Dianggap mitos saja. Seperti Kuntilanak atau tuyul atau Babi Ngepet atau Rajawali raksasa tunggangan Brama Kumbara, raja Madangkara yang tampan perkasa.

Sampai hal yang mengejutkan terjadi. Satu di antara varian Esemka yakni Bima 1.3, muncul dalam satu review di YouTube, Selasa malam, 16 Maret 2021. Pe-review-nya bukan sembarang pula. Fitra Eri, reviewer kesohor berkelas internasional. Kurang lebih sepekan sebelumnya, Eri yang merupakan mantan pebalap nasional, diundang ke Inggris untuk me-review satu di antara mobil paling mewah dan paling mahal di kolong jagat, Roll Royce Ghost.

 

Bagi siapa pun yang tak sekali dua kali menonton review Fitra Eri, maka akan segera merasa betapa dalam edisi Esemka Bima 1.3 ini dia tidak tampil lepas. Bukan lantaran, katakanlah, ada tekanan atau semacamnya. Melainkan memang tidak banyak hal-hal teknis yang bisa diulas. Ia tidak bisa "memamerkan" pengetahuannya yang dalam perihal mesin. Bahkan --entah disengaja entah sekadar gimmick-- ia sempat silap tatkala membuka kap depan untuk memeriksa mesin. Padahal, mesin mobil tipe pikap memang tidak terletak di kap depan, tetapi di bawah jok. Dan atas kesilapannya yang "fatal" ini Fitra Eri hanya tertawa-tawa. 

 

Ia juga secara terbuka mengeluh kepanasan karena mobil ini tidak dilengkapi AC. Atau mengubah sebutan power window menjadi 'window by power' karena sistem naik turun jendela di mobil ini dilakukan secara manual.

 

Apakah ini berarti review Fitra Eri bernilai rendah? Tidak demikian. Untuk edisi Esemka, titik tolaknya memang bukan terletak pada kualitas review, melainkan pada keberadaan mobil Esemka itu sendiri.  Fitra Eri adalah nama yang sangat terpercaya dalam urusan otomotif, khususnya mobil. Dan review yang dilakukannya telah mengeluarkan mobil Esemka dari daftar mitos dan misteri tak terpecahkan di Indonesia. (t agus khaidir)


 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Mobil Esemka Itu Bukan Mitos, Saudara-saudara, Om Fitra Eri Membuktikannya, https://medan.tribunnews.com/2021/03/17/mobil-esemka-itu-bukan-mitos-saudara-saudara-om-fitra-eri-membuktikannya?page=2.

Penulis: T. Agus Khaidir

Editor: T. Agus Khaidir