Esemka adalah produk mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi serta industri dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional. Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 20%-80%. 

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo turut menjadi saksi dalam peresmian kendaraan pedesaan buatan anak bangsa yang disebut Alat Mekanis Multiguna Pedesaan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Mobil hasil rakitan ini juga pernah digadang-gadang oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akan diproduksi secara massal.  

Setelah beberapa lama jarang terdengar kabar, ternyata pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi alias Esemka yang berada di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah, sudah mulai memproduksi mobil. Hal ini dibuktikan oleh liputan eksklusif yang dibuat produser Fitri Oktarini dari KompasTV bersama tim dalam program Cerita Indonesia, pada hari Jumat petang, 29 Maret 2019 yang memperlihatkan hampir seluruh proses produksi mobil, mulai dari merangkai mesin, sasis, sampai tenaga kerjanya yang rata-rata diisi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). 

Pada kunjungan Tim KompasTV saat itu telah menjawab beragam kabar hoaks yang mengatakan Esemka itu fiktif. Dalam program tersebut terlihat rata-rata mobil yang diproduksi berjenis pikap sama dengan yang beberapa bulan lalu Kompas.com lihat saat bertandang ke sana. Selain perakitan, pabrik Esemka pun memiliki fasilitas tes jalan untuk menguji kendaraan yang selesai diproduksi. Selain itu, Manajer Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi Dias Iskandar Saputra mengatakan pabrik Esemka terbagi dalam beberapa bagian untuk proses produksi dan dua perakitan jenis mesin, yakni diesel dan bensin

Dias juga memaparkan, dari kapasitas produksi, pabrik Esemka mampu menghasilkan 40 mobil per hari. Produksi saat ini pun dilakukan pada dua model prototipe, yakni jenis pikap 1.200 cc dan 1.300 cc, dengan kandungan komponen lokal yang diklaim mencapai 60 persen.

Kedua model kendaraan niaga ringan tersebut diketahui bernama Bima yang dulu sudah pernah melakukan uji tipe di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB), bahkan sudah mengantongi Surat Uji Tipe (SUT).

Humas PT Solo Manufaktur Kreasi Sabar Budhi ikut menjelaskan bahwa Bima 1.2 dan 1.3 nanti akan dipasarkan di pedesaan sebagai kendaraan niaga, bahkan diklaim sudah mengantongi izin produksi massal dan sudah lulus emisi.

Kabar baik lainnya dari pihak Esemka terlihat dari adanya sebuah foto yang menunjukkan sebuah mobil Esemka berstiker Pindad di dalam pabrik yang berlokasi di Desa Demangan, Sambi, Boyolali beredar di sosial media. 

 

 

Mobil yang berjenis pick up, mobil terbaru itu disinyalir sebagai kendaraan terbaru Esemka. Melihat adanya kerja sama antara pihak Esemka dengan Pindad.  Mengonfirmasi hal tersebut, Direktur Utama Pindad Abraham Mose, mengaku pihaknya memang melakukan kerja sama dengan Esemka.

 

"Iya, jadi kita itu memasok motor listrik untuk Esemka. Jadi memang kami yang akan memasok komponen tersebut," kata Abraham kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2019).

Berdasarkan penjelasan pihak Pindad ini, berarti dapat kita lihat pengembangan Esemka kembali dilakukan dengan berbagai inovasi dan kerja sama yang dilakukan untuk kualitas produksi yang lebih baik.